Melapangkan Keluarga pada hari Asyura: Hadis, Syair, Makna dan Waktunya

Daftar Isi [Tampilkan]
Oleh: Muhammad Akmaluddin


Riwayat hadis tentang melapangkan keluarga diriwayatkan dalam beberapa kitab, antara lain oleh Ibn Abi al-Dunya dalam al-Nafaqah ‘ala al-‘Iyal, al-Thabarani dalam al-Mu‘jam al-Kabir, al-Baihaqi dalam Syua’b al-Iman, Ibn ‘Abdil Barr dalam al-Istidzkar, Abdurra’uf al-Munawi dalam Syarh al-Syama’il dan lain sebagainya. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah bersabda:

مَنْ وَسَّعَ عَلَى أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ

Artinya: “Barangsiapa yang melapangkan keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan hidupnya pada tahun itu.”

Di samping menyampaikannya secara marfu’, Ibn ‘Abdil Barr juga meriwayatkannya secara mauquf dari sahabat Umar bin al-Khaththab dan anak tabiin yang bernama Ibrahim bin Muhammad bin al-Muntasyir.

Syair tentang Melapangkan Keluarga di Hari Asyura

Salah satu ulama yang membuat syair tentang melapangkan keluarga di hari Asyura adalah Abdul Malik bin Habib (174 – 238 / 790 – 853), fakih Maliki dan ulama hadis dari Cordoba, al-Andalus. Ia membacakannya di depan penguasa al-Andalus pada waktu itu, yang kemungkinan adalah amir Abdurrahman II al-Ausaṭ bin Hisyam. Syairnya diriwayatkan oleh al-Maqqari dalam Nafh al-Thib min Ghusn al-Andalus al-Rathib:

لا تنس لا ينسك الرحمن عاشورا ... واذكره لا زلت في التاريخ مذكورا

قال النّبيّ صلاة الله تشمله ... قولاً وجدنا عليه الحقّ والنورا

فيمن يوسّع في إنفاق موسمه ... أن لا يزال بذاك العام ميسورا

"Jangan lupa, maka Allah Maha Pengasih tidak akan melupakanmu

Ingatlah Dia, engkau akan terus diingat dalam sejarah

Rasulullah telah bersabda tentang hadis

Yang mana sabdanya menjadi kebenaran dan cahaya

Yaitu tentang orang yang melapangkan dalam sedekah di waktunya

Maka pada tahun itu ia akan selalu mendapatkan kemudahan"


Dalam kitab Al-Bayan al-Mughrib fi Akhbaril Andalus wal Maghrib, Ibnu ‘Idzari meriwayatkan versi yang agak berbeda dengan riwayt al-Maqqari. Syairnya adalah sebagai berikut:

لا تنس لا ينسك الرحمن عاشورا ... واذكره لا زلت في الأخيار مذكورا:

من بات في ليل عاشوراء ذا سعة ... يكن بعيشه في الحول محبورا

فارغب فديتك فيما فيه رغبنا ... خير الورى كلهم حيا ومقبورا

"Jangan lupa, maka Allah Maha Pengasih tidak akan melupakanmu

Ingatlah Dia, engkau akan terus diingat dalam sejarah

Barang siapa yang masuk di malam Asyura dengan melapangkan sedekah

Maka dalam tahun itu ia akan hidup dalam kemudahan

Berharaplah, tanggunganmu juga ada pada harapan kami

Kepada Rasulullah, orang yang hidup dan mati berpegang pada sabda beliau"


Ulama yang Membuktikan Isi Hadis

Apakah sabda Rasulullah itu benar-benar terjadi? Beberapa ulama salaf telah membuktikannya dan ternyata benar-benar terjadi. Mereka yang membuktikannya antara lain Jabir, periwayat hadis itu sendiri, Sufyan bin ‘Uyainah, Yahya bin Sa’id al-Anshari, dan lainnya. Ada yang membuktikannya selama 40 tahu, 50 tahun bahkan 50 tahun, dan isinya memang terbukti sesuai hadis tersebut.

Makna Man Wassa’a

Syaikh Sulaiman bin Manshur al-‘Ujaili, yang masyhur dengan al-Jamal, dalam Futuhat al-Wahhab bi Taudlih Syarh Manhajuth Thullab atau yang terkenal dengan Hasyiyah al-Jamal mengatakan bahwa makna man wassa’a adalah memberikan sedekah, tidak hanya keluarga, tapi juga kepada kerabat dan fakir miskin, dengan sedekah yang tidak memberatkan. Jika tidak punya harta benda untuk disedekahkan, maka dengan cara melapangkan akhlaknya atau perilakunya dan menahan dari melakukan kedhaliman terhadap orang lain.

Mungkin pernyataan Syaikh al-Jamal ini juga berkaitan dengan syair Abdul Malik bin Habib yang meminta amir Abdurrahman II untuk memberikan kemudahan, sedekah dan hal-hal yang baik pada masyarakat al-Andalus pada waktu itu.

Waktu Melapangkan Keluarga 

Adapun waktu melapangkan keluarga ini menurut al-Haththab al-Maliki dalam Mawahibul Jalil fi Syarh Mukhtashar Khalil adalah pada malam hari Asyura dan siang harinya. Syaikh Zarruq dalam Syarh al-Qurthubiyyah juga mengatakan waktu yang sama, dengan syarat tidak dengan cara yang boros, pamer dan yang menyebabkan kegaduhan masyarakat.

Baca juga:
Labels : #al-Andalus ,#Asyura ,#Opini ,#Syair ,
Menunggu informasi...

Posting Komentar