Perkembangan Studi Ilmu Hadis di Kalangan Akademisi PTKIN

Daftar Isi [Tampilkan]
Oleh: Fajar Maulani Kulsum
Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga



Hadis menduduki posisi strategis dalam Islam sebagai sumber ajaran kedua setelah Al-Qur’an. Pernyataan ini tidak hanya diakui oleh para ulama hadis klasik, namun juga diakui oleh para ulama hadis kontemporer. Hal inilah yang kemudian menjadikan perkembangan diskursus studi hadis tidak pernah mengenal kata usai. Perkembangan diskursus yang sudah melewati beragam metode dan diajarkan dengan beraneka ragam. Kajian seputar hadis ini tidak hanya dikaji oleh kalangan Muslim saja, namun juga mengundang perhatian dunia Barat (orientalis).[1]

Perkembangan kajian seputar studi hadis selanjutnya juga melibatkan kalangan akademik di tingkat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri/PTKIN (UIN/IAIN/STAIN). Sudah sangat banyak karya hadis dengan berbagai model yang lahir dari para akademisi di masing-masing PTKIN. Studi hadis di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri tentunya memiliki pola, ragam dan karakteristik sesuai dengan kekhasan masing-masing. Berbagai jenis dan bentuk mata kuliah yang ditawarkan dalam bidang kajian studi hadis ini menandakan adanya dinamika yang berkesinambungan. Studi hadis pada masa ini dituntut untuk mengikuti arus perkembangan zaman dimana arus teknologi menghasilkan adanya transformasi ilmu pengetahuan ke berbagai belahan dunia yang menghasilkan pemahaman yang segar terhadap kajian studi hadis.[2]

Sejarah Prodi Ilmu Hadis di PTKIN

Kajian Al-Qur’an dan Hadis merupakan bagian terpenting dalam Islamic studies. Keduanya diibaratkan sebagai jantung dalam sebuah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri. Awalnya, kajian Al-Qur’an dan Hadis di PTKIN dikenal dengan jurusan/program studi (prodi) Tafsir Hadis yang berada di Fakultas Syari’ah. Seiring dengan adanya kebijakan pada tahun 1989, jurusan/prodi Tafsir Hadis dialihkan ke Fakultas Ushuluddin. Hal ini dikarenakan alumni Tafsir Hadis dari Fakultas Syari’ah bisa menjadi hakim agama. Alasan lainnya dikarenakan objek kajian yang dikaji jurusan/prodi Tafsir Hadis berbeda dengan Fakultas Syari’ah yang substansinya lebih banyak mengkaji persoalan hukum dalam konteks Tafsir Hadis.[3]

Perubahan demi perubahan pun berlanjut, seiring dengan perubahan nomenklatur di Kementerian Agama RI, berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 1429 tahun 2012 tertanggal 31 Agustus 2012, yang awalnya bernama jurusan/prodi Tafsir Hadis dipecah menjadi dua jurusan/prodi yaitu Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) dan Prodi Ilmu Hadis (ILHA). Hal ini kemudian diperkuat lagi dengan keputusan Jenderal Pendidikan Islam No. 3389 tahun 2013 tentang Penamaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Fakultas dan Jurusan pada Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun 2013, tertanggal 3 Desember 2013, maka semangat untuk membuka prodi Ilmu Hadis semakin meningkat.[4]

Dari paparan penjelasan di atas mengenai sejarah asal usul terbentuknya prodi Ilmu Hadis, terlihat bahwa studi hadis merupakan salah satu studi yang sangat penting untuk dikaji dalam kajian Islamic studies. Secara umum, epistemologi kajian hadis dapat dibagi ke dalam tiga bentuk yaitu ‘ulum al-hadits, syarah hadits dan metodologi penelitian hadis (tahqiq al-hadits). Ketiganya mempunyai hubungan yang erat satu sama lain dalam mendalami sumber ajaran Islam.[5] Pemahaman dalam hal tersebut akan dapat mengantarkan mahasiswa menjadi seorang yang berkualitas dalam studi hadis.

Perkembangan di PTKIN dalam membuka jurusan/prodi Ilmu Hadis hingga saat ini terlihat cukup pesat. Jika melihat data pada tahun akademik 2015/2016, jurusan/prodi Ilmu Hadis di PTKIN masih berjumlah 16 jurusan/prodi.[6] Berdasarkan data dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui laman https://pddikti.kemdikbud.go.id/, pada tahun akademik 2023/2024 terdapat lebih dari 20 jurusan/prodi jenjang S1 Ilmu Hadis di tingkat PTKI (negeri dan swasta). Terlihat perkembangan studi hadis di tingkat PTKIN sangatlah pesat. Hal ini membuktikan bahwa studi hadis merupakan kajian yang sangat penting untuk dipelajari oleh para akademisi.

Beberapa Profil Prodi Ilmu Hadis di PTKIN

-  Profil Prodi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta[7]

Visi:

Unggul dan terkemuka dalam pemaduan dan pengembangan studi hadis dengan berbagai disiplin ilmu untuk peradaban.

Misi:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berorientasi pada pengembangan studi hadis.

2. Mengembangkan tradisi penelitian hadis yang bermanfaat bagi dunia akademik dan masyarakat.

3. Berperan serta dalam penyelesaian persoalan-persoalan kemasyarakatan yang berkaitan dengan bidang hadis.

4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang berorientasi pada pengembangan studi hadis di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

-  Profil Prodi Ilmu Hadis UIN Sultan Syarif Kasim Riau[8]

Visi:

Terwujudnya program studi Ilmu Hadis sebagai prodi terkemuka dalam bidang Ilmu Hadis yang terintegrasi dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni di dunia pada tahun 2023.

Misi:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang Ilmu Hadis yang terintegrasi dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni.

2. Melakukan penelitian dalam bidang Ilmu Hadis yang terintegrasi dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni.

3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di bidang Ilmu Hadis yang terintegrasi dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni.

- Profil Prodi Ilmu Hadis UIN Imam Bonjol Padang[9]

Visi:

Pelopor kajian hadis berbasis turats dan IT yang inspiratif, imajinatif dan berdayaguna di tahun 2030 dalam membangun masyarakat yang sholeh, moderat, cerdas dan unggul

Misi:

1. Menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat yang untuk menghasilkan output yang berkarakter islami serta memiliki kompetensi dan kualifikasi keilmuan dalam kajian hadis.

2. Mendialogkan dan menginternalisasikan pesan moral hadis dengan kearifan lokal dalam membina kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.  Mengembangkan interaksi-dialogis kajian hadis dengan kajian sosial humaniora.

4.  Mengembangkan program kerjasama yang mendukung MBKM.

- Profil Prodi Ilmu Hadis UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten[10]

Visi:

Unggul, terkemuka dan integratif dalam bidang pengkajian dan pengembangan Ilmu Hadis.

Misi:

1. Mengembangkan pendidikan dan pengajaran dalam bidang Ilmu Hadis dengan pendekatan integrasi-interkoneksi.

2. Meningkatkan penelitian dalam bidang Ilmu Hadis yang dapat dipublikasikan melalui jurnal ilmiah.

3. Meningkatkan peran serta program studi dalam bidang Ilmu Hadis bagi masyarakat.

4. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi terutama dalam bidang Ilmu Hadis.

5. Menyelenggarakan manajerial dan tata kelola yang profesional dan akuntabel.

Visi Misi Empat PTKIN

Dari keempat profil (visi misi) prodi Ilmu Hadis yang telah dipaparkan di atas, terdapat sedikit kemiripan visi dan misi. Keempat PTKIN ini sama-sama memiliki visi dan misi untuk mengembangkan prodi Ilmu Hadis dengan cara mengintegrasikan keilmuan studi hadis dengan ilmu pengetahuan lainnya. Hal ini ditambah dengan misi untuk melakukan penelitian ilmu hadis yang bermanfaat dengan integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, juga dengan engembangkan program kerjasama seperti pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengembangkan studi hadis tentunya dengan interaksi dan dialog sosial humaniora. Pada misi dari prodi Ilmu Hadis UIN Imam Bonjol Padang misalnya, ada dialog kajian hadis dengan memanfaatkan kearifan lokal. Hal ini guna agar penyampaian mengenai kajian ilmu hadis lebih mudah dipahami oleh masyarakat setempat.



[1] Adriansyah, “Pola Kajian Hadis Akademik di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia (Studi Skripsi Mahasiswa Tafsir Hadis UIN Raden Fatah Palembang, UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru dan UIN Imam Bonjol Padang”, Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama 19 No. 2, 2023, hlm. 177-195.

[2] Muhammad Alfatih Suryadilaga, “Ragam Studi Hadis di PTKIN Indonesia dan Karaktersitiknya: Studi atas Kurikulum IAIN Bukittingi, IAIN Batusangkar, UIN Sunan Kalijaga, dan IAIN Jember”. Journal of Qur’an and Hadith Studies. Vol. 4, No. 2, 2015,  hlm. 215-247.

[3] Muhammad Alfatih Suryadilaga, “Profil Prodi Ilmu Hadis di Era Globalisasi Teknologi Informasi”. Riwayah: Jurnal Studi Hadis, Vol. 2, No. 2, 2017, hlm. 114-131.

[4] Ibid.

[5] Muhammad Alfatih Suryadilaga, “Ragam Studi Hadis di PTKIN Indonesia….”, hlm. 215-247.

[6] Ibid.

[7] Visi Misi Prodi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dikutip dari https://ilmuhadis.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/807-Visi-Misi tanggal 25 Desember 2023.

[8] Visi Misi Prodi Ilmu Hadis UIN Sultan Syarif Kasim Riau dikutip dari https://fush.uin-suska.ac.id/2019/01/10/visi-misi-dan-tujuan-prodi-ilmu-hadis-fakultas-ushuluddin-uin-sultan-syarif-kasim-riau/ tanggal 25 Desember 2023.

[9] Visi Misi Prodi Ilmu Hadis UIN Imam Bonjol Padang dikutip dari https://ih-fu.uinib.ac.id/ tanggal 25 Desember 2023.

[10] Visi Misi Prodi Ilmu Hadis UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten dikutip dari https://fuda.uinbanten.ac.id/ih/visi-misi/ tanggal 25 Desember 2023.


Baca juga:
Labels : #Mahasiswa ,#Opini ,
Menunggu informasi...

Posting Komentar